Sabtu, 22 Januari 2011

Review : Buried

Data IMDB : 

Director:
Rodrigo Cortés
Writer:
Chris Sparling
Stars:
Ryan Reynolds, José Luis García Pérez and Robert Paterson
Release Date:
10 December 2010 (Indonesia
Budget:
$3,000,000 (estimated)



Saya mengawali review film di blog ini dengan film Buried. Siapa sangka ternyata keterbatasan tidak selalu menunjukan kekurangan. Sebuah ide brilian garapan Rodrigo Cortés dan Chris Sparling sebagai penulisnya, ternyata dapat membuat film penuh ketegangan yang hanya bermodalkan seorang Paul Conroy (Ryan Reynolds) ,peti mati, dan sejumlah suara- suara dan assesoris kecil lainnya seperti handphone, senter, bolpoin dll. Benar saja, dana yang mereka habiskan sesuai data Internet Movie DataBase menunjukan 3 juta dollars dapat menggaet poin 7,4. Sebuah pembuktian yang menunjukan bahwa karya tidak terbatasi dana.

Yup,s cerita sendiri adalah berkisahkan seorang Paul Conroy yang entah mengapa ketika dirinya membuka mata, dia sudah terkubur di bawah peti mati. Cerita berlanjut ketika dia menemukan sebuah handphone, di situ konflik terus terjadi. Mulai dari dirinya berdialog dengan banyak petugas keamanan di Amerika, berbincang dengan keluarganya, mengetahui mengapa dirinya bisa terkubur di bawah peti mati, konflik antara keamanan america dengan teroris, sampai dirinya yang memotong jarinya demi menyenangkan hati sang teroris.

Sebuah perjalanan Paul Conroy yang luar biasa bukan karena actionnya, namun jalinan emosi dan retorika selama dirinya di bawah peti mati. Di mana dirinya bahkan harus bergelut dan berkonflik untuk memutuskan sesuai lewat sebuah handphone yang sedikit demi sedikit baterenya habis. Di sebuah film triller sederhana ini bahkan yang menjadi perbincangan bukanlah setan atau psychopat. Namun perbandingan antara politikus America dengan politikus Irak. Apapun itu namanya saya sendiri merasakan pemikiran yang mendalam bukan dari ketakutannya, namun retorika dan konflik yang terjalin menunjukan perlawanan antara pihak Irak dengan Amerika yang dipersepsikan sama- sama jeleknya.


Sebuah ide dan gagasan di mana film berdurasi 95 menit ini menjadi referensi baik untuk anda tonton adalah karena sang pembuat film menunjukan ketegangan yang selalu terjaga sekalipun hanya seorang pria yang terkubur di dalam peti mati. Titik ketegangan terjalin ketika perbincangan melalui handphone dengan beberapa orang yang justru hanya dengan suaranya membuat film ini menjadi layak untuk disebut film triller.


Alhasil waktu terus bergulir, oksigenpun semakin menipis, begitupun penonton akan merasa masuk ke dalam peti mati ini dan memaksa kita untuk menghemat oksigen supaya kita sanggup bertahan memenuhi hasyrat keingintahuan film triller tahun 2010 yang satu ini.

Gugusasa

Beranda film : List review film

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com