Selasa, 22 Maret 2011

Retorika Keadilan (Sebuah Apologize)



Gak berarti menunjukan konten blog,
hanya saja ketika melihat ini saya jadi laper.
 
Adalah suatu yang sangat merugikan bagi saya apabila saya tidak pernah update blog. Seperti visi di awal, sesungguhnya saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang saya miliki kemudian saya share khan kepada teman- temanku semua. Namun apa daya, karena ilmu dan pengalaman inilah yang membuat saya tenggelam untuk sementara waktu dan nggak ngurusin blog.

Bicara soal ketenggelaman, maka saaatnya berbicara masalah kesibukan. Sebenarnya saya siang dan malam tidak lagi merasa sebagai kura- kura (kuliah rapat kuadrat). Yah, walaupun sedikit 'mbeleng' dari tanggung jawab keaktivisanku,hehe, sebenarnya gak berarti saya juga gak berbuat apa- apa. Lalu, ? Ya. Saya berbuat mencari jatidiri melihat luasnya dunia yang lebih dan lebih (agak lebay sih.). Di sinilah saya melihat dunia. Menjadi Assisten di dua tempat. Di perusahaan yang bergerak di jasa psikologi dan Di Kampus (malu juga nyebutnya.Hehe). Tentunya terakhir tanggung jawab saya sebagai anak dari orang tua, yaitu melanjutkan kuliah. Hehe.


Lalu, kenapa saya harus melakukan hal itu semua?  Jawabannya adalah satu. Keadilan. Ya, Kenapa Keadilan! (jangan emosi cuk). Seperti di dalam film 'Death Note', Ayah dari Yagami berkata sebelum Yagami meninggal ,"Sebenarnya, keadilan di dunia ini tidak ada yang sempurna, Namun manusia selalu berusaha mencari makna keadilan itu menuju kesempurnaan." Akupun berkata setelah melihat sosok Yagami yang "mesakke" ."Semakin orang menegakan keadilan, maka semakin keadilan itu gak adil. Karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda." Lalu, guru Filsafatku berkata. "Batas antara kebenaran dan kesalahan adalah tipis." Nah, yang membatasi adalah argumen. Argumen itu sama dengan sudut pandang orang tersebut. (Alhasil film bisa anda download atau beli sendiri ya..)

Sebuah cerita fiksi.

Alkisah... (yang tersinggung dilarang marah, tapi boleh beri komentar dan click iklannya.)

Aku mahasiswa, aku rajin dengan agamaku. Akulah si kanan. Aku bicara tentang halal dan haram. Aku rajin mendengar ceramah di atas mimbar di mana setiap syaffnya terdapat kipas angin dan di syaf terakhir dipasanglah AC. Aku mulai berbasmalah, ceramah pertama, aku dilihatkan berbagai logo- logo barat. MC, DAN, DLL. Katanya mereka adalah produk haram dan laknatullah. Kalian jangan membeli produk mereka, mereka kaum Yahudi. Lebih baik kita belajar (agama). Agama membuat kita masuk surga. Kedua, bicara tentang pemerintah. Pemerintah haram, semuanya dari non Tuhan. Semua pemikiran manusia. Haram!! Ente, ane, ente, ane. Yah bahasa paling halal di dunia. Ceramah ketiga, Semua yang ada di sekitar kita, haram hukumnya! Jangan belajar Filsafat, Jangan ke Mall, Jangan nonton TV. Tapi kita harus. B.E.R.D.A.K.W.A.H. Kita wajib mengikuti segala sunahnya. Apakah aku yang kurang ajar, atau bagaimanaa. Aku bukan hidup dari keluarga yang keimanannya kuat. Keimananku belum sampai kesitu. Tapi satu pertanyaanku. Keadilan. Aku pemuda. Apakah keadilan itu seperti itu? Apakah berdakwah itu mengajarkan seseorang di titik mimbar yang bersih dengan umat yang sepaham semua? Apakah dengan belajar agama saja umat Rabanni bisa menguasai dunia? Apakah kita tidak bisa untuk tidak memakai produk Yahudi karena semua dari kita bodoh di banyak ilmu dan hanya tahu ilmu keghaiban? Apakah kita pantas mengkoar- koarkan diri kita sebagai pengikut Al- Amin yang murah senyum dan menghargai perbedaan? Alhasil, aku yang masih pemuda belum mengerti makna di balik keadilan. Aku pergi ke lain sisi.

Lain lagi, sebuah retorika dari sudut pandang kekirianku. Tahun berlalu. Saya seorang Mahasiswa. Dengan celana robeknya menanggalkan bolpoinnya. Keluar kelas dan membeli rokok. Kemudian berkumpul dan atas nama 'Mahasiswa' berteriak tentang KEADILAN. Karena terlalu pedulinya terhadap (yang katanya rakyat miskin). Maka saya menghabiskan waktu saya di jalanan berbecek dan di tengah lingkaran berasap berbicara tentang KeTuhanan dan KeBangsaan. Ku hisap rokokku dan puntungnya semakin pendek. Kubuang dan kutakbisa membeli nasi di hek. Akupun menelepon ibuku,"Hai ibuku yang cantik, kini saya merasa sebagai 'Mahasiswa'. Ma.. Saya minta uang dong untuk bayar SPP." Setelah telpon tertutup aku berkata. Aku sudah dewasa, aku tahu uang ini berjalan. Besoknya pak dosen duduk dengan rambutnya yang ubanan. Setelah itu pak dosen mengabsen yang berjudul mahasiswa. Namakupun terpanggil. Tapi aku tidak ada. Sedangkan, saya diluar berkoar- koar dan mengaku diri sebagai mahasiswa. Sebagai mahasiswa pun aku dicoret dari absen kemahasiswaan. Aku di drop out dari tempatnya mahasiswa yaitu kampus. Sedangkan aku tak tahu karena aku masih berkoar- koar atas nama mahasiswa. Setelah aku tersadar. Akupun bingung, aku menyalahkan sistem. Pimpinan sialan, Birokrat kampret. Tidak memahami idealisme dan nasionalisme. Kemudian, seseorang yang penuh nasionalisme pun datang kepadaku. Aku menganggapnya demikian karena di pinggir sebelah kanan kerah bajunya terdapat pin berlogo garuda Indonesia. Atas nama bangsa dan rakyat dia mengajakku berjuang. Aku rasa orang ini adalah hadiah Tuhan buatku karena aku berjuang tentang keadilan. Ternyata, ya itu benar. Aku dipercaya. Aku naik jabatan. Aku dijuluki Al- Faruq. Akulah kaum POLITISI. Argumennya, kaum politisi itu lebih cerdas daripada kaum ilmuwan. Kaum politisi bisa mengendalikan kaum ilmuwan. Tahun kemudian, esok pagi, aku berjalan melihat kota dengan mobilku. aku melintasi jalanan di mana aku berkoar- koar tentang keadilan, tak lama kemudian anak kecil yang kurus kerontang meminta receh. Pengawalku mengusir anak kecil tersebut dan berteriak "Yang Di Dalam Mobil Wakil Rakyat!!" Akupun garang melihat peristiwa menyakitkan itu. Ku berkata pada pengawalku setelah mengusir anak itu. Aku berkata,"Pak!! Bagaimana ini, kaum minta- minta bertebaran di mana- mana. Mana para ilmuwan bangsa yang mampu mengendalikan masalah ini. Apa kurang perintah atau bagaimana ?" Pengawalku berkata,"Maaf pak, para ilmuwan sudah pergi semua keluar negeri."

Selesai--- (Jelek banget endingnya, bikin yang baca makin dongkol.:-))

Kini saya menjadi manusia hari ini. Banyak inspirasi. Mungkin saya adalah persis sepertis tokoh aku dialkisah di atas. Saya adalah manusia yang masih mengerjar apa sih arti dari keadilan. Saya merasa, bagaimana saya menjadi si tengah. Orang yang tidak beranggapan sebagai si kiri dan si kanan Orang yang melihat dunia dari sisi yang berbeda dengan berbagai kelakuan kecil yang besar maknanya.  Saya ingin menjadi orang yang gila akan pengetahuan. Setiap kelas perkuliah, setiap panasnya dinamika perbisnisan assisten (apaan tau) , aku jalani. Semua beban yang aku hadang untuk mendapatkan keadilan, semuanya aku jalani dengan keringat dan semua berisi problem solver. Saya rasa itu terdapat di sebuah ilmu pengetahuan. Semua ahli yang memberi gagasan untuk penyelesaian masalah, aku terima dan aku cari sisi positifnya. Dan satu mimpi aku untuk mencari sebuah makna dari keadilan.

Malam ini, dengan badan saya yang lagi remuk karena flu, adalah sebuah kebaikan dan keadilan kecil dari seorang psikolog. Dengan pengetahuan yang dimilikinya, ia pun membuat perubahan. Minimal, membuat perubahan dari mbak- mbak yang tadinya murung dan linglung menjadi tenang dan damai. Rasanya, kebaikan yang minimal ini membuat saya ingin menyusulnya..
Bila kamu, menganggap ingin membesarkan bangsamu. bila menganggap ingin sekali bergerak dalam hal yang nyata. Ingin menghargai setiap ilmu dan pengalaman yang ada. Ingin menjadi manusia biasa namun dengan karya yang luar biasa. Ingin memberi gagasan gagasan positif. Ingin melihat kenyataan. Ingin berkata REVOLUSI.

Ayo, bergeraklah bersama saya (-__-') note : boong ding, terbawa emosi. Dan katakan, sayalah kaum ekstrem tengah. Saya mencari keadilan dari hal yang nyata.

Kembali lagi ke kenyataan ah, dan mengerjakan tugas yang sejujurnya membuatku berada pada titik jenuh (toeng). Hingga akhirnya, saya jarang lagi update blog. Hehehe

Note : Sebuah Apologize

Yang ngomongnya sampai ngalor ngidul. (Untung gak ratu kidul)


admin gugusasa  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com